Senin, 11 Mei 2020
Kamis, 07 Mei 2020
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa
Indonesia
Asal Usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Banyak pendapat yang bermunculan terkait dengan dari mana sejatinya asal usul nenek moyang bangsa Indonesia. Para ahli sejarah saling mengeluarkan argumennya disertai dalih pembenaran dari dugaannya masing-masing. Kendati begitu banyak pendapat tersebut, ada satu pendapat yang nampaknya memiliki bukti dan dasar pemikiran paling kuat. Dan pendapat tersebut berasa dari seorang sejarahwan asal Belanda, yaitu Von Heine Geldern.
Migrasi Besar-besaran ke Austronesia
Berdasarkan penelitiannya Von Heine Geldern
berargumen jika asal usul nenek moyang bangsa Indonesia berasal
dari Asia Tengah. Diterangkan olehnya bahwa semenjak tahun 2.000 SM sampai
dengan tahun 500 SM (dari zaman batu Neolithikum hingga zaman Perunggu) telah
terjadi migrasi penduduk purba dari wilayah Yunan (sekarang Kamboja) ke
daerah-daerah di Asia bagian Selatan termasuk daerah kepulauan Indonesia.
Perpindahan ini terjadi secara besar-besaran diperkirakan karena adanya suatu
bencana alam hebat atau adanya perang antar suku bangsa.
Daerah kepulauan di Asia bagian selatan ini oleh Geldern dinamai dengan sebutan Austronesia yang berarti pulau selatan (Austro = Selatan, Nesos = Pulau). Austronesia sendiri mencakup wilayah yang amat luas, meliputi pulau-pulau di Malagasi atau Madagaskar (sebelah Selatan) hingga Pulau Paskah(sebelah Timur), dan dari Taiwan (sebelah Utara) hingga Selandia Baru (sebelah Selatan).
Daerah kepulauan di Asia bagian selatan ini oleh Geldern dinamai dengan sebutan Austronesia yang berarti pulau selatan (Austro = Selatan, Nesos = Pulau). Austronesia sendiri mencakup wilayah yang amat luas, meliputi pulau-pulau di Malagasi atau Madagaskar (sebelah Selatan) hingga Pulau Paskah(sebelah Timur), dan dari Taiwan (sebelah Utara) hingga Selandia Baru (sebelah Selatan).
Pendapat Von Heine Geldern juga didukung oleh hasil penelitian
Dr. H. Kern di tahun 1899 yang membahas seputar 113 bahasa daerah di Indonesia.
Dari penelitian itu Dr. H. Kern menyimpulkan bahwa ke semua bahasa daerah
tersebut awalnya bersumber pada satu rumpun bahasa, rumpun bahasa yang dinamai
bahasa Austronesia.
Migrasi manusia purba dari daratan Yunan menurut Geldern bukan hanya terjadi satu kali. Ia menyebut gelombang migrasi terjadi juga di tahun 400 – 300 SM (zaman Perunggu). Orang-orang purba yang bermigrasi tersebut membawa bentuk-bentuk kebudayaan Perunggu seperti kapak sepatu dan nekara yang berasal dari dataran Dong Son.
Migrasi manusia purba dari daratan Yunan menurut Geldern bukan hanya terjadi satu kali. Ia menyebut gelombang migrasi terjadi juga di tahun 400 – 300 SM (zaman Perunggu). Orang-orang purba yang bermigrasi tersebut membawa bentuk-bentuk kebudayaan Perunggu seperti kapak sepatu dan nekara yang berasal dari dataran Dong Son.
Setelah diketahui jika asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia adalah dari daratan Yunan, kini saatnya kita membahas
bagaimana nenek moyang kita tadi bisa sampai di kepulauan Indonesia.
berdasarkan bukti sejarah, diketahui bahwa untuk menyeberangi lautan dari daratan Asia Tenggara seperti Malaysia dan sekitarnya, nenek moyang kita menggunakan alat transportasi berupa perahu bercadik. Perahu bercadik sendiri adalah perahun yang memiliki tangkai kayu di kedua sisinya sebagai alat penyeimbang. Untuk ilustrasi perahu bercadiknya sendiri, Anda dapat melihat pada gambar di bawah ini
berdasarkan bukti sejarah, diketahui bahwa untuk menyeberangi lautan dari daratan Asia Tenggara seperti Malaysia dan sekitarnya, nenek moyang kita menggunakan alat transportasi berupa perahu bercadik. Perahu bercadik sendiri adalah perahun yang memiliki tangkai kayu di kedua sisinya sebagai alat penyeimbang. Untuk ilustrasi perahu bercadiknya sendiri, Anda dapat melihat pada gambar di bawah ini
Dengan bermodalkan perahu bercadik itu, nenek
moyang kita mengarungi lautan yang luas untuk sampai ke kepulauan Indonesia dan
pulau-pulau lain di Austronesia. Mereka berlayar berkelompok tanpa kenal rasa
takut dengan hantaman badai dan ombak yang bisa datang kapan saja. Hal ini
tentu membuktikan jika nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pemberani dan
merupakan pelaut-pelaut berjiwa ksatria. Dan dengan perjalanan penuh rintangan
itu, akhirnya nenek moyang kita sampai ke beberapa pulau di Indonesia. Mereka
pun secara langsung memperoleh sebutan Melayu Indonesia.
Persebaran Bangsa Melayu Indonesia
Sebutan Melayu Indonesia bagi orang-orang
Austronesia secara umum berlaku untuk semua dari mereka yang menetap di wilayah
Nusantara. Akan tetapi, berdasarkan waktu kedatangan, serta daerah yang pertama
kali ditempati Bangsa Melayu Indonesia ini dapat dibedakan menjadi 3 sub bangsa
yang antara lain bangsa proto melayu, bangsa deutro melayu, dan bangsa
primitif. Berikut penjelasan dari masing-masing sub bangsa tersebut:
1.
Bangsa Proto Melayu (Melayu Tua)
Bangsa proto melayu atau Melayu Tua adalah
nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang Austronesia yang pertama
kali datang ke nusantara pada gelombang pertama (sekitar tahun 1500 SM). Bangsa
porto melayu memasuki wilayah Indonesia melalui dua jalur, yaitu (1) Jalur
Barat melalui Malaysia–Sumatera dan (2) Jalur Utara atau Timur melalui
Philipina–Sulawesi. Bangsa Melayu Tua ini dianggap memiliki kebudayaan yang
lebih maju dibandingkan manusia purba umumnya pada masa itu. Ini dibuktikan
dengan penemuan bukti kebudayaan neolithikum telah berlaku dengan hampir semua
peralatan mereka terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
Hasil kebudayaan zaman neolithikum dari orang-orang Austronesia yang terkenal yaitu kapak persegi. Kapak persegi sendiri banyak ditemukan di wilayah Indonesia Barat yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, dan Sulawesi Utara. Dan perlu diketahui bahwa suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan Proto Melayu ialah suku Dayak dan Toraja.
Hasil kebudayaan zaman neolithikum dari orang-orang Austronesia yang terkenal yaitu kapak persegi. Kapak persegi sendiri banyak ditemukan di wilayah Indonesia Barat yang meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali, dan Sulawesi Utara. Dan perlu diketahui bahwa suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan Proto Melayu ialah suku Dayak dan Toraja.
2. Bangsa Deutero
Melayu (Melayu Muda)
Bangsa Deutro Melayu atau bangsa melayu muda
adalah nenek moyang bangsa Indonesia yang merupakan orang-orang austronesia
yang datang ke nusantara pada gelombang kedatangan kedua, yakni pada kurun
waktu 400-300 SM. Bangsa melayu muda (Deutero Melayu) berhasil melakukan
asimilsasi dengan para pendahulunya yang tak lain adalah bangsa melayu tua (proto
melayu).
Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ditemukan, diketahui bahwa Bangsa Deutero Melayu masuk ke wilayah nusantara melalui jalur Barat, di mana rute yang mereka tempuh dari Yunan (Teluk Tonkin), Vietnam, Malaysia, hingga akhirnya tiba di Nusantara. Bangsa Melayu Tua juga dianggap mempunyai kebudayaan yang jauh lebih maju dibandingkan pendahulunya, bangsa Proto Melayu. Mereka sudah berhasil membuat barang-barang dari perunggu dan besi, di ana beberapa diantaranya antara lain kapak serpatu, kapak corong, dan nekara, serta menhir, dolmen, sarkopagus, kubur batu, dan punden berundak-undak. Suku bangsa Indonesia saat ini yang termasuk keturunan bangsa Melayu muda adalah suku Jawa, Melayu, dan Bugis.
3.
3.
Bangsa Primitif
Sebetulnya, sebelum
kelompok bangsa Austronesia masuk ke wilayah Nusantara, sudah
ada beberapa kelompok manusia purba yang sudah lebih daulu menempati
wilayah tersebut. Mereka adalah bangsa-bangsa primitif dengan budaya yang
sangat sederhana. Mereka di antaranya adalah manusia pleistosin, suku wedoid,
dan suku negroid.
Manusia Pleistosin; Kehidupan manusia purba
ini selalu berpindah tempat dengan kemampuan yang sangat terbatas. Demikian
juga dengan kebudayaannnya sehingga corak kehidupan manusia purba ini tidak
dapat diikuti lagi, kecuali beberapa aspek saja.
Suku Wedoid; Sisa-sisa suku Wedoid hingga kini masih ada
dan dapat kita temukan. Mereka hidup meramu dan mengumpulkan makanan dari hasil
hutan dan memiliki kebudayaan yang sangat sederhana. Suku Sakai di Siak dan
suku Kubu di perbatasan Jambi dan Palembang adalah dua contoh peninggalan Suku
Wedoid di masa kini.
Suku Negroid; Di Indonesia sudah tidak terdapat lagi
sisa-sisa kehidupan suku negroid. Namun, di pedalaman Malaysia dan Philipina, keturunan
suku ini rupanya masih ada Suku Semang di Semenanjung Malaysia dan Suku Negrito
di Philipina merupakan bukti nyatanya.
Sebagai kesimpulan kami telah mengambil
poin-poin penting dari pembahasan ini yang antara lain:
•Asal usul nenek moyang bangsa
Indonesia adalah bangsa dari daratan Yunan di Kamboja.
•Nenek moyang bangsa
Indonesia dan nenek moyang bangsa lainnya di asia selatan berasal dari satu
sumber yaitu bangsa Austronesia.
•Kedatangan nenek moyang
bangsa Indonesia dari daratan Yuan terbagi menjadi 2 gelombang, yaitu gelombang
pertama atau proto Melayu yang datang pada zaman batu tua (Neolitikum) dan
gelombang kedua atau Deutro Melayu yang datang pada zaman perunggu.
•Terdapat beberapa kelompok
manusia yang sudah menempati wilayah Indonesia jauh sebelum kedatangan bangsa
Austronesia. Beberapa bangsa tersebut antara lain Manusia Pleistosin, Suku
Wedoid, dan Suku Negroid. Ketiga suku tersebut juga merupakan bagian
dari asal usul nenek moyang bangsa Indonesia yang tak bisa disisihkan
Nah Itulah Sejarah Indonesia Tentang Nenek Moyang Bangsa Indonesia, untuk
Versi Power Point buat Presentasi di Kelas/Semacamnya bisa di download di bawah
:). Kenapa admin Share ? Karena admin kemarin disuruh ngerangkum/mencari
sejarah-sejarah indonesia tentang nenek moyang ini , ya karena tugasnya sudah
selesai jadi admin post lah disini , kali aja ada yang disuruh sama guru
Sejarahnya :)
Kamis, 09 April 2020
Belajar Menulis
Lama memedam keinginan untuk bisa munulis yang baik dan be nar cuma tidak tahu harus mulai dari mana. Alhamdulillah ada tawaran belajar menulis online ditambah pelatihannya gratis,tdk berlama-lama langsung ikut gabung. Mudah-mudahan diberi kemudahan, aamiin